MEMBANGUN PROFESIONALISME


A.      Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu pandangan terhadap keahlian tertentu yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu, yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan/latihan khusus. Profesionalisme berasal dari kata profesional yang berarti bekerja dengan maksimal serta penuh komitmen dan kesungguhan.
Dalam terminologi Islam, kata profesional disamakan dengan itqân. Bekerja secara itqân artinya mencurahkan pikiran terbaik, fokus terbaik, koordinasi terbaik, semangat terbaik dan dengan bahan baku terbaik.
Adapun ciri-ciri profesionalisme dalam Islam terdiri dari :
1.      Kafa’ah, yaitu cakap/ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan, dimana keahlian ini diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
2.    Himmatul-‘amal, yaitu memiliki semangat/etos kerja yang tinggi. Etos kerja ini diraih dengan menjadikan ibadah sebagai motivasi utama dalam bekerja di samping motivasi ingin mendapatkan penghargaan (reward) dan menghindari hukuman (punishment). Dengan dorongan motivasi tersebut pebisnis akan selalu optimis dalam usahanya dan membentuk pribadi yang bersyukur atas setiap rezeki yang diberikan.
3.  Amanah, yaitu bertanggung jawab dan terpercaya dalam menjalankan setiap tugas atau kewajibannya. Amanah ini diperoleh dengan menjadikan tauhid sebagai unsur pengontrol utama tingkah laku. Dengan sikap ini, maka pebisnis senantiasa berhati-hati karena ia selalu menyadari bahwa apa pun aktivitas yang dilakukan akan diketahui oleh Allah SWT.

B.       Pemeliharaan etos kerja
Etos berasal dari bahasa yunani (ethos) yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Secara terminologis kata etos yaitu suatu tatanan aturan perilaku/cara hidup yang dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. Kata etos dikenal pula dengan etika.
Adapun pengertian kerja secara umum yaitu semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau non materi, intelektual, atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan dan keakhiratan.
Jadi, etos kerja dalam konsep manajemen syariah yaitu refleksi sikap hidup seseorang yang mendasar dalam menghadapi kerja dan harus didasarkan pada niat beribadah karena Allah dalam rangka mencari ma’isyah dan fadzilah Allah dengan sungguh-sungguh mencarinya.
Sebagai seorang muslim, kita dapat mencontoh etos kerja Rasulullah Saw., sebagai berikut:
1.    Rasul selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional, dan tidak asal-asalan. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja, maka hendaklah meningkatkan kualitasnya.”
2.   Dalam bekerja Rasul melakukannya dengan manajemen yang baik, perencanaan yang jelas, pentahapan aksi, dan adanya penetapan skala prioritas.
3.    Rasul tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun. “Barangsiapa yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya dia mampu memanfaatkannya, karena ia tidak tahu kapan ditutupkan kepadanya” demikian beliau bersabda.
4.    Dalam bekerja Rasul selalu memperhitungkan masa depan. Beliau adalah sosok yang visioner sehingga segala aktivitasnya benar-benar terarah dan terfokus.
5.       Rasul tidak pernah menangguhkan pekerjaan. Beliau bekerja secara tuntas dan berkualitas.
6.    Rasul bekerja secara berjamaah dengan mempersiapkan (membentuk) tim yang solid yang percaya pada cita-cita bersama.
7.    Rasul adalah pribadi yang sangat menghargai waktu. Tidak berlalu sedetik pun waktu, kecuali menjadi nilai tambah bagi diri dan umatnya.
8.    Rasulullah Saw. menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. Rasul bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau bekerja untuk meraih keridhaan Allah SWT. Inilah kunci terpenting.

C.      Penguasaan manajemen organisasi
Manajemen organisasi terdiri dari 2 kata, yaitu manajemen dan organisasi. Manajemen yaitu proses pengelompokan/pengorganisasian, perencanaan, memimpin dan mengendalikan sesuatu. Adapun organisasi adalah wadah/tempat perkumpulan yang diperuntukkan bagi suatu kelompok orang yang saling bekerjasama secara tertib dan juga terarah untuk meraih tujuan bersama. Manajemen organisasi adalah proses pengelompokan atau pengorganisasian, perencanaan, memimpin dan mengendalikan suatu sumber daya dalam suatu organisasi atau entitas dengan maksud mencapai tujuan bersama.
Contoh manajemen organisasi bisa kita lihat dalam sekolah, dimana kepala sekolah berperan penting dalam mengendalikan seluruh aktivitas sekolah. Mulai dari aktivitas belajar mengajar, kebijakan sekolah dan lain lain dengan tujuan untuk mendapatkan kemudahan dalam meraih visi sekolah. Bukan hanya kepala sekolah saja yang sebagai penentu keberhasilan dari visi misi sekolah, namun para karyawan sekolah, dan guru-guru sekolah juga ikut serta dalam keberhasilan ini. Guru-guru dan para karyawan mendapatkan pengarahan dari pihak kepala sekolah dan tentunya kerja sama yang baik akan membuat seluruh target atau tujuan dari sekolah mudah dicapai.
Alasan diperlukannya manajemen dalam sebuah organisasi antara lain untuk mencapai tujuan, untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan serta untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Sebagaimana dalam firman Allah QS.As-Shaff : 4, yang artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.” Dan juga perkataan Ali bin Abi Thalib r.a. menegaskan tentang perlunya organisasi “Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik.”
Mengelola sebuah organisasi dapat dikatakan sukses apabila memiliki:
1.    Kepemimpinan, pemimpin yang tanggap, tegas, tanggung jawab, kemampuan yang lebih, dan konsisten dengan tanggung jawab.
2.       Anggota/pengurus di masing-masing program menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.
3.       Tempat atau kantor.
4.   Jaringan. Banyaknya jaringan yang dibangun ini semakin menunjukan organisasi itu bisa dikatakan organisasi yang baik atau maju.
5.  Komunikasi yang baik dalam organisasi. Saling terbuka, bertukar ide/pikiran mengenai penyelesaian/jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah.
6.        Manajemen organisasi yang baik, tersusun dengan rapi dan terorganisir dengan baik.
7.        Budaya dalam keorganisasian, yang di maksud dengan budaya disini adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam organisasi. Entah itu kebiasaan yang baik atau kebiasaan yang tidak baik, seperti tidak ada keseriusan dalam menjalankan tugas, mengabaikan waktu yang sudah menjadi kesepakatan ¨tidak tepat waktu¨, tidur di waktu jam kerja, dan lain-lainnya.
Cara me-manage (mengelola) organisasi yang baik yaitu :
1.        DRIVE (Tetapkan Arah)
Dalam drive, kita dapat merumuskan visi dan misi, menetapkan tujuan (niat) dan prioritas, serta menetapkan aturan main.
2.       STRIVE (raih efektivitas)
  a. Memperjelas peran dan tanggung jawab dengan cara melibatkan seluruh anggota, mengungkapkan harapan dan mengidentifikasi potensi dan spesifikasi anggota, kemudian membahas tanggung jawab.
     b.  Mengidentifikasi penghalang yang disebabkan karena komunikasi yang kurang, pertemuan yang tidak efektif, tujuan yang tidak realistis, tidak adanya kepercayaan.
3.    THRIVE (percepat gerak) dapat dilakukan dengan melakukan umpan balik, manajemen konflik, berkreativitas, dan membuat keputusan yang efektif.
4.  ARRIVE (sampai di puncak prestasi) dapat dilakukan dengan mempertahankan motivasi, revitalisasi pertemuan tim, buat catatan kemajuan, serta rayakan keberhasilan.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

According to Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh 42 pounds lighter than we do.

(And actually, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING related to "HOW" they eat.)

P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

TAP on this link to uncover if this little test can help you unlock your real weight loss possibilities